
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antonie Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya
dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya
buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa
menjadi kunci penting dalam merubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan
memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan
studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses
dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik
kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan
massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu
sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi,
dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika
suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa
dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa
dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam
hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa
dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”
Contoh:
39 gram Kalium direaksikan dengan 36,5 gram HCl.
Berapakah zat hasil reaksi?
Bila BA K = 39; BA Cl = 35,5; BA H = 1
Jawab: 2 K + 2 HCl 2 KCl + H2
mol Kalium = 39 / 39
= 1 mol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar